Mempelajari keajaiban Allah..
Minggu, 16 November 2008
Memasuki semester pertama kuliah di D3 Kebidanan STIkes Dharma Husada Bandung, salah satu mata kuliah favorit saya adalah Human Fisiology. Mata kuliah yang mengupas mengenai fungsi normal dari sistem organ tubuh manusia ini membuat saya seperti sedang mempelajari dan menyaksikan keajaiban Allah yang terdapat dalam diri kita sendiri.
Pertemuan pertama mata kuliah ini mempelajari sel. Sel adalah unit fungsional terkecil dari tubuh manusia yang di bangun oleh komposisi seimbang antara air, elektrolit, protein, lemak/lipid dan karbohidrat.
Dengan struktur yang sangat terorganisasi yang disebut organel, terdiri dari nukleus, retikulum endoplasma, lisosom, mithokondria dan badan golgi. Kesemuanya mempunyai fungsi masing-masing layaknya tubuh kita secara umum, seperti metabolisme, pencernaan, penghasil energi dan fungsi transport zat.
Sel memiliki membran dengan komponen protein, lemak dan karbohidrat. Berfungsi sebagai pintu masuk dan keluarnya zat yang diperlukan oleh sel yang hakikatnya diperlukan oleh tubuh manusia secara umum. Membran memiliki daya selektifitas terhadap zat-zat yang akan melewatinya. Tidak sembarang zat bisa melewati membran ini, substansi yang larut dalam lemak bisa masuk melalui lipid bilayernya sedangkan substansi yang larut dalam air harus melalui chanell, pori atau carrier. Sedangkan fungsi membran itu sendiri sebagai penguat, pompa, carriers, ion channels, reseptor, enzym dan anti body.
Di dalam sel inilah tempat terjadinya pertukaran zat-zat seperti O2 dan CO2, ion-ion dan nutrisi. Tak pernah ada perintah dari tubuh si pemilik sel mengenai cara kerja transport-transport zat tersebut. Proses transport yang rumit dan unik, sel tahu kapan dan bagaimana CO2 harus dikeluarkan dari "tubuhnya" dengan digantikan oleh O2.
Setiap detik kita bernafas menghirup Oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbondioksida (CO2) tanpa kita tahu bahwa terdapat proses rumit dalam sistem tubuh kita untuk menukarkannya. Subhanallah...
Saya ternyata tidak harus pergi ke mana-mana untuk cukup ternganga menyaksikan keajaiban-keajaiban Allah SWT. Sampai akhirnya tidak habis pikir terhadap orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan.
Mempelajari unit terkecil saja, tidak cukup beberapa pertemuan perkuliahan, itupun dengan pembahasan alakadarnya sesuai kapasitas kami sebagai bidan. Apalagi mempelajari unit yang lebih besar lagi...
Ternyata memang tak ada tempat bagi manusia untuk menyombongkan diri, apalagi kepada Tuhan yang kekuasaannya tidak akan terjangkau oleh akal dan pikiran manusia.
1 komentar:
makasih atas infonya !
yeadhi
Posting Komentar