Kanker leher rahim atau kanker servik merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita setelah kanker payudara, kanker kolo rek-tal, kanker ovarium dan kanker badan rahim sendiri. Di Indonesia ranking insiden kanker servik pada tahun 1998 sebanyak 3.686 kasus atau sekitar 17,85 % dari semua kasus kejadian kanker pada wanita.
Kebanyakan kasus kanker servik ditemukan pada stadium lanjut, di mana pada stadium ini pengobatn hanya bersifat meringankan gejala. Padahal bila ditemukan pada stadium dini, kanker servik yang menakutkan itu bisa disembuhkan.
Untuk mendeteksi kanker servik pada stadium dini, mungkin anda berfikir pasti harganya mahal atau merepotkan. Ternyata tidak...! Yang selama ini anda kenal mungkin cara termudah dan agak murah mendeteksinya yaitu dengan pap's smear. Pemeriksaan pap's smear dilakukan dilaboratorium, dengan harga yang agak mahal. Padahal ada cara yang lebih murah dan lebih mudah untuk medeteksi kanker servik ini, yaitu dengan metode IVA test.
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) test adalah cara sederhana namun efektip mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Dikatakan sederhana karena alat, bahan dan tempat pemeriksaan cenderung lebih sederhana dari pada harus ke laboratorium.
IVA test dilakukan dengan cara mengoleskan asam acetat 3-5 % pada permukaan mulut rahim. Untuk mengetahui hasilnya langsung pada saat pemeriksaan, berbeda dengan pap's smear yang harus memerlukan waktu untuk mendapatkan hasilnya.
Pemeriksaan dengan metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di Puskesmas atau di tempat praktek bidan dengan biaya yang cenderung lebih ekonomis.
Pada hasil pemeriksaan apabila terdapat tanda adanya gejala kanker, maka pemeriksaan sebaiknya dilanjutkan dengan pap’s smear di laboratorium atau Gynescopy oleh dokter ahli kandungan.
Setiap wanita yang sudah/pernah menikah, apalagi yang beresiko tinggi terkena kanker servik, seperti perokok, menikah muda, sering berganti pasangan, memiliki banyak anak dan mengidap penyakit infeksi menular seksual sebaiknya melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Agar kejadian angka kematian karena kanker yang tidak terdeteksi dapat dihindarkan.
Sumber : hand out mata kuliah Kesehatan Reproduksi, Program Studi D3 Kebidanan STIkes Dharma Husada Bandung
0 komentar:
Posting Komentar